TERUS BERSABAR, MEMBECAK SEUMUR HIDUP
MARDI SUDARMO, tak pernah lelah berjuang mengayuh becak hampir setengah abad lamanya. Pak Darmo, begitu sebutnya, Ia lahir di Bantul tepat tiga tahun pasca kemerdekaan RI. Usia yang tidak lagi muda, bahkan di usia seperti beliau seharusnya ia habiskan untuk beristirahat dan menikmati hari tua. Tapi apalah daya, dengan rambut dan kumis yang sudah memutih, tubuh yang kurus, mata yang sayu, Pak Darmo tetap rela menantang terik dan hujan untuk mengayuh becak setiap hari. Tentunya dengan jarak yang tak dekat, puluhan kilometer, demi untuk menyambung hidup keluarganya. Keluarga Pak Darmo yang sangat sederhana. Ia hidup di desa dan memiliki dua anak, istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga, namun terkadang ia ikut membantu bekerja dengan menjadi buruh tandur di sawah dengan upah yang tidak seberapa. Kedua anaknya sudah berkeluarga, namun kondisi mereka yang tidak jauh berbeda sehingga mereka tidak bisa membantu kebutuhan Pak Darmo dan istri. Setiap hari Pak Darmo berprofesi sebagai tukang bec...